Association
of South East Asia Nations (ASEAN) telah didirikan sejak tahun 1967. Organisasi
Internasional Regional ini melibatkan 10 negara di kawasan Asia Tenggara
(Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Vietnam,
Filipina, Laos, Kamboja, dan Myanmar). Saat ini ASEAN tengah mengupayakan Timor
Leste untuk bergabung dengan ASEAN. Sehingga 11 negara di kawasan Asia Tenggara
seluruhnya menjadi anggota ASEAN. Organisasi ini menyepakati untuk saling
bekerjasama untuk mencapai, antara lain, pertumbuhan ekonomi, perkembangan
sosial-budaya, serta keamanan dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
Namun
tampaknya ASEAN ingin melebarkan sayap kerjasamanya dengan pihak lain diluar
kawasan Asia Tenggara. ASEAN ingin membuat suatu kerjasama dengan pihak luar
untuk tujuan memperoleh bantuan teknis dalam proyek kerja sama kawasan,
mempromosikan hubungan ekonomi dan perdagangan, serta memperkuat hubungan
politik dengan negara dan organisasi internasional di luar ASEAN. Maka pada
tahun 2010, ASEAN berinisiatif untuk membentuk kerjasama dengan 3 negara
lainnya di luar kawasan Asia Tenggara. Negara-negara tersebut adalah Jepang,
(Republik Rakyat) Tiongkok, dan Korea Selatan. Kerjasama ini dinamakan ASEAN plus
3 (ASEAN+3) dan negara-negara tersebut dinamakan Mitra Wicara ASEAN. Mitra
Wicara juga dapat terdiri dari organisasi internasional (tidak hanya negara).
ASEAN+3
ini diharapkan akan memberi manfaat bagi ASEAN, diantaranya: (1) memberikan
dukungan percepatan pertumbuhan wilayah, (2) memperkuat stabilitas wilayah di
Asia Tenggara, dan (3) mendukung ASEAN dalam perwujudan Komunitas ASEAN pada
tahun 2015. Harapan akan manfaat ASEAN+3 ini terwujud dari berbagai proyek
kerja sama, seperti pertukaran budaya, penanggulangan bencana alam, serta
pembangunan sumber daya manusia dan kapasitas di bidang perdagangan, investasi,
pariwisata, transportasi, energi, serta teknologi informasi dan komunikasi.
(Dirjen Kerjasama ASEAN, 2011)
Salah
satu negara anggota ASEAN+3 adalah Tiongkok (Cina). Cina merupakan salah satu
negara termaju saat ini bahkan hampir menempati posisi sebagai negara Adidaya.
Kekayaan sumber daya manusia yang dimiliki Cina membuatnya unggul dari
negara-negara lain dalam berbagai bidang. Namun, meskipun memiliki power yang besar, Cina tetap menjalin
kerjasama ekonomi
dan keamanan dengan negara lain untuk mengejar kepentingan di tingkat kawasan. Sejak
dahulu, cina selalu berorientasi pada kerjasama dengan negara maju daripada
dengan negara tetangga. Hingga era 1990-an, Cina tidak memiliki hubungan yang
erat dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Melewati era tersebut,
ASEAN dan Cina mulai melakukan beberapa kerjasama. Kemudian Cina dan ASEAN
membuat perkembangan kerjasama dengan mendirikan China-ASEAN Free Trade Association (CAFTA) pada ASEAN-China Summit
November 2001.
Selain keuntungan ekonomi,
keuntungan keamanan juga dapat diperoleh dalam interaksi Cina dengan ASEAN.
Interaksi Cina-ASEAN dalam hal keamanan diawali pada Desember 1997. President
Cina saat itu, Jiang Zemin, bertemu muka dalam pertemuan informal kepala Negara (ASEAN+1) dan merancang joint
statement. Sejak 1999 hingga 2000 Cina telah menandantangani kerangka kerja
dokumen dalam kerjasama bilateral dengan seluruh negara anggota ASEAN.
Kerjasama dalam transnational non-traditional security threats terutama dalam
hal drug trafficking terwujud dalam Beijing Declaration pada Agustus 2001
antara Cina, Laos, Myanmar dan Thailand. Hal ini diikuti dengan penandatanganan
Joint Declaration of ASEAN and China on
Cooperation in the field of Non Traditional Security Issues. Pada 2003,
Cina menandatangani ASEAN Security
Protocol yang penting yaitu The
Treaty of Amity and Cooperation (TAC). Kerjasama dengan masing-masing
negara anggota ASEAN dilakukan dengan kunjungan antara pemimpin militer,
pelatihan militer dan bantuan persenjataan, teknologi militer dan kunjungan
pelabuhan. Beragam kerangka kerjasama antara kedua belah pihak didasari oleh
kepentingan yang hendak dikejar oleh kedua belah pihak. ASEAN membutuhkan
kerangka ASEAN+3 melalui kemitraan dengan Cina, Jepang dan Korea guna mengejar
sasaran strategis. ASEAN+3 diharapkan dapat menciptakan pasar yang lebih
beragam dan lebih besar bagi ASEAN guna mendorong pertumbuhan. Adanya ASEAN+3
dapat mendorong negara anggota ASEAN untuk meningkatkan nilai kompetitifnya
melalui reformasi pasar yang lebih besar dan terbuka. Selain itu, dengan hal
ini maka akan mendorong paradigma baru bagi kebangkitan Cina yang damai
sehingga kawasan Asia Timur lebih kondusif bagi perdamaian dan stabilitas juga
mencegah adanya konfrontasi antara Cina dan AS dalam jangka panjang. Di sisi
lain Cina pun menyadari bahwa lingkungan kawasan yang damai dan stabil dapat
membantunya untuk berkonsentrasi dalam pembangunan. Cina berharap agar ASEAN+3
dapat menjadi pilar dari regionalisme Asia Timur.
Komentar
Posting Komentar