Newest

Transnational Advocacy Network

Transnasionalisme menghadirkan ide baru mengenai berkurangnya peran dari aktor negara. Dalam keadaan ini, transnasionalisme menjadikan hubungan antar negara menjadi lebih cair. Sistem yang mengalami pergeseran ini kemudian memunculkan aktor-aktor non-negara dengan pengaruh yang signifikan. Dalam transnasionalisme, peluang aktor non-negara bisa mempengaruhi kebijakan aktor negara. Bahasan mengenai transnasionalisme atau gerakan transnasional juga tidak sebatas tentang bagaimana sebuah organisasi bergerak. Tetapi juga tentang bagaimana organisasi-organisasi itu berinteraksi di dunia internasional memberikan pengaruhnya. Dalam bahasan ini Margaret E. Keck dan Kathryn Sikkink (1998) mengedepankan sebuah konsep yang dinamakan Transnational Advocacy Networks dimana dijelaskan jenis, pengaruh dan advokasi jaringan transnasional. Jaringan advokasi bagi Margaret dan Kathryn merupakan kata kunci penting di dalam memahami jejaring global. Yang kemudian jaringan advokasi dibagi menjadi cakup

Isu Lingkungan Asia Tenggara












Untuk mengulas secara mendetail akan isu-isu lingkungan yang terjadi di kawasan asia tenggara, maka ada baiknya kita mengulas dan megulas kembali akan berbagai macam hal yang berrkaitan dengan Asia Tenggara. Salah satu aspek utama yang menjadi tolak ukur untuk menggambarkan gambaran secara gambling, ada baiknya kita menkaji kondisi dan letak dari wilayah ini. Dengan demikian kita dapat memahami berbagai macam keunggulan dan permasalahan serta berbagai hal yang berkaitan dengan kawasan Asia tenggara.
Posisi dan letak geografis  kawasan Asia tenggara dapat digunakan untuk meninjau letak Asia Tenggara. Asia tenggara ini adalah suatu kawasan yang terletak di sebelah tenggara benua Asia. Luas wilayah daratan dari  kawasan Asia tenggara 4.817.000 km2. Sedangkan wilayah perairan Asia Tengaara adalah 5.060.100 Km2. Kemudian wilayah dari Asia Tenggara ini dibagi menjadi beberapa negara, yakni : Indonesia, Malaysia, Singapura, Fhilifina, Brunai Darussalam, Laos, Kamboja, Thailand, Myanmar dan Vietnam.
Bentangan alam yang dimiliki oleh kawasan ini dapat dibagi menjadi 2 yakni; pertama, Daratan yang berbentuk Semenandung meliputi wilayah Myanmar, Kamboja, Thailand, Vietnam, Laos dan Malaysia bagian barat. Kedua, Daratan berbentuk Gugusan Kepulauan yang meliputi wilayah, Filiphina, Singapura, Indonesia, Timor Leste, Malaysia bagian timur dan Brunei Darussalam. Sehingga wilayah ini merupakan wilayah yang sangat kaya akan kekayaan alam yang dimiliki oleh mereka, baik itu di darat yang meliputi pertanian, pertambangan dan lain sebagainya, maupun di laut yang kaya akan isinya.
Salah satu negara ASEAN yang sangat Strategis adalah Indonesia dengan sumber daya yang melimpah ruah padanya. Salah satu satu faktor pendukung yang menjadikan negara ini sangat kaya adalah karena negara ini ditentukan oleh dalam batas rantai hujan garis katulistiwa. Posisi georafis juga menjadikan Indonesia menjadi sebuah kepulauan dimana sebagian pulau kecilnya dikelilingi oleh lautan. Hal tersebut juga memungkinkan sebuah sirkulasi udara yang aktif. Hasilnya, iklim yang ada tidak terlalu berbeda dengan daerah kathulistiwa lainnya di samudera-samudera lainnya di seluruh dunia. Hujan melimpah, temperatur dan kelembaban yang tinggi menjadikan kehidupan pertanian dan hasil pertanian di Indonesia melimpah ruah. Disisi lain indoneisa dan hutannya menjadi salah satu jantung dunia untuk membendung pemeanasan global dunia saat ini.

Indonesia yang sadar bahwasanya ia merupakan salah satu jantung oksigen dunia untuk menanggulangi pemanasan global yang semakin memanas, bebrapa kali ia lenga dengan hutan yang ia punya. Dilansir dari (Ahmad, 2015) Pada tahun Tahun 1982/1983, kebakaran menghancurkan 3,2 juta hektar hutan dengan kerugian mencapai lebih dari 6 trilyun rupiah. Kemudian pada tahun 1994/1995, hutan di Pulau Kalimantan dan Sumatera dilahap oleh api dan ditaksir hampir 5 juta hektar terbakar. Kabut asap juga dirasakan oleh Malaysia dan Singapura. Pada tahun inilah, pemerintah melakukan proyek penanganan kebakaran hutan dan lahan dengan negara tetangga.
Pada tahun 1997-1998 indonesia mengalami kebakaran hutan yang paling parah di seluruh dunia. Citra situasi kota yang diselimuti kabut, hutan yang terbakar dan juga banyak foster orang huta terpampang di koran bagian depan dan juga media elektronik. Ini merupakan kebakaran hutan yang paling terbesar sepanjang sejarah, karna dampaknya bagi hutan dab jumlah emisi karbon yang dihasilkannya sangat besar (Luca Tacconi, 2003), kebakaran hutan dan lahan yang melanda hampir di semua wilayah Pulau Sumatera dan Kalimantan mengakibatkan adanya degradasi hutan dan deforestasi. Pada tahun tersebut, kerugian ditaksir mendekati nominal 2,7 miliar rupiah.
Kemudian terjadi lagi pada tahun 2006/2007, kebakaran hutan dan lahan di awal dan tengah tahun membuat perekonomian di beberapa wilayah terdampak menjadi lumpuh. Sehingga aktivitas perekonomian menjadi terganggu pula. Bahkan hubungan diplomatik dengan negara tetangga juga sempat terganggu.

Dikira bencana ini akan berakhir, tapi ternyata di tahun 2012/2013 terjadi lagi, kebakaran hutan dan lahan di tahun tersebut memaksa pemerintah untuk meminta maaf kepada negara tetangga. Hal ini diakibatkan kabut asap kiriman dari Indonesia menganggu aktivitas negara tetangga kemudian berlanjut pada tahun 2014, kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di awal tahun mencatatkan kerugian sebesar Rp. 481,23 milyar. Selain itu, puluhan ribu warga terkena ISPA.

Komentar

Most Read

Tokoh Hak Asasi Manusia di Indonesia

The Detente

Konflik Poso