Untuk mengulas secara mendetail akan isu-isu
lingkungan yang terjadi di kawasan asia tenggara, maka ada baiknya kita
mengulas dan megulas kembali akan berbagai macam hal yang berrkaitan dengan
Asia Tenggara. Salah satu aspek utama yang menjadi tolak ukur untuk
menggambarkan gambaran secara gambling, ada baiknya kita menkaji kondisi dan
letak dari wilayah ini. Dengan demikian kita dapat memahami berbagai macam
keunggulan dan permasalahan serta berbagai hal yang berkaitan dengan kawasan
Asia tenggara.
Posisi dan letak geografis kawasan Asia tenggara dapat digunakan untuk
meninjau letak Asia Tenggara. Asia tenggara ini adalah suatu kawasan yang
terletak di sebelah tenggara benua Asia. Luas wilayah daratan dari kawasan Asia tenggara 4.817.000 km2.
Sedangkan wilayah perairan Asia Tengaara adalah 5.060.100 Km2. Kemudian wilayah
dari Asia Tenggara ini dibagi menjadi beberapa negara, yakni : Indonesia,
Malaysia, Singapura, Fhilifina, Brunai Darussalam, Laos, Kamboja, Thailand,
Myanmar dan Vietnam.
Bentangan alam yang dimiliki oleh kawasan ini dapat
dibagi menjadi 2 yakni; pertama, Daratan yang berbentuk Semenandung meliputi wilayah Myanmar,
Kamboja, Thailand, Vietnam, Laos dan Malaysia bagian barat. Kedua,
Daratan berbentuk Gugusan Kepulauan yang meliputi wilayah, Filiphina, Singapura,
Indonesia, Timor Leste, Malaysia bagian timur dan Brunei Darussalam. Sehingga
wilayah ini merupakan wilayah yang sangat kaya akan kekayaan alam yang dimiliki
oleh mereka, baik itu di darat yang meliputi pertanian, pertambangan dan lain
sebagainya, maupun di laut yang kaya akan isinya.
Salah satu negara ASEAN yang sangat Strategis adalah
Indonesia dengan sumber daya yang melimpah ruah padanya. Salah satu satu faktor
pendukung yang menjadikan negara ini sangat kaya adalah karena negara ini
ditentukan oleh dalam batas rantai hujan garis katulistiwa. Posisi georafis
juga menjadikan Indonesia menjadi sebuah kepulauan dimana sebagian pulau
kecilnya dikelilingi oleh lautan. Hal tersebut juga memungkinkan sebuah
sirkulasi udara yang aktif. Hasilnya, iklim yang ada tidak terlalu berbeda
dengan daerah kathulistiwa lainnya di samudera-samudera lainnya di seluruh
dunia. Hujan melimpah, temperatur dan kelembaban yang tinggi menjadikan
kehidupan pertanian dan hasil pertanian di Indonesia melimpah ruah. Disisi lain
indoneisa dan hutannya menjadi salah satu jantung dunia untuk membendung
pemeanasan global dunia saat ini.
Indonesia yang sadar bahwasanya ia merupakan salah
satu jantung oksigen dunia untuk menanggulangi pemanasan global yang semakin
memanas, bebrapa kali ia lenga dengan hutan yang ia punya. Dilansir dari (Ahmad, 2015) Pada tahun Tahun 1982/1983,
kebakaran menghancurkan 3,2 juta hektar hutan dengan kerugian mencapai lebih
dari 6 trilyun rupiah. Kemudian pada tahun 1994/1995, hutan di Pulau Kalimantan
dan Sumatera dilahap oleh api dan ditaksir hampir 5 juta hektar terbakar. Kabut
asap juga dirasakan oleh Malaysia dan Singapura. Pada tahun inilah, pemerintah
melakukan proyek penanganan kebakaran hutan dan lahan dengan negara tetangga.
Pada tahun 1997-1998 indonesia mengalami kebakaran
hutan yang paling parah di seluruh dunia. Citra situasi kota yang diselimuti
kabut, hutan yang terbakar dan juga banyak foster orang huta terpampang di
koran bagian depan dan juga media elektronik. Ini merupakan kebakaran hutan
yang paling terbesar sepanjang sejarah, karna dampaknya bagi hutan dab jumlah
emisi karbon yang dihasilkannya sangat besar (Luca Tacconi, 2003), kebakaran
hutan dan lahan yang melanda hampir di semua wilayah Pulau Sumatera dan
Kalimantan mengakibatkan adanya degradasi hutan dan deforestasi. Pada tahun
tersebut, kerugian ditaksir mendekati nominal 2,7 miliar rupiah.
Kemudian terjadi lagi pada tahun 2006/2007, kebakaran
hutan dan lahan di awal dan tengah tahun membuat perekonomian di beberapa
wilayah terdampak menjadi lumpuh. Sehingga aktivitas perekonomian menjadi
terganggu pula. Bahkan hubungan diplomatik dengan negara tetangga juga sempat terganggu.
Dikira bencana ini akan berakhir, tapi ternyata di
tahun 2012/2013 terjadi lagi, kebakaran hutan dan lahan di tahun tersebut
memaksa pemerintah untuk meminta maaf kepada negara tetangga. Hal ini
diakibatkan kabut asap kiriman dari Indonesia menganggu aktivitas negara
tetangga kemudian berlanjut pada tahun 2014, kebakaran lahan dan hutan yang
terjadi di awal tahun mencatatkan kerugian sebesar Rp. 481,23 milyar. Selain
itu, puluhan ribu warga terkena ISPA.
Komentar
Posting Komentar