Newest

Transnational Advocacy Network

Transnasionalisme menghadirkan ide baru mengenai berkurangnya peran dari aktor negara. Dalam keadaan ini, transnasionalisme menjadikan hubungan antar negara menjadi lebih cair. Sistem yang mengalami pergeseran ini kemudian memunculkan aktor-aktor non-negara dengan pengaruh yang signifikan. Dalam transnasionalisme, peluang aktor non-negara bisa mempengaruhi kebijakan aktor negara. Bahasan mengenai transnasionalisme atau gerakan transnasional juga tidak sebatas tentang bagaimana sebuah organisasi bergerak. Tetapi juga tentang bagaimana organisasi-organisasi itu berinteraksi di dunia internasional memberikan pengaruhnya. Dalam bahasan ini Margaret E. Keck dan Kathryn Sikkink (1998) mengedepankan sebuah konsep yang dinamakan Transnational Advocacy Networks dimana dijelaskan jenis, pengaruh dan advokasi jaringan transnasional. Jaringan advokasi bagi Margaret dan Kathryn merupakan kata kunci penting di dalam memahami jejaring global. Yang kemudian jaringan advokasi dibagi menjadi cakup

Posisi Tiongkok bagi Indonesia di era Jokowi




Tepatnya tanggal 20 Oktober 2014, Joko Widodo terpilih menjadi pemimpin ke-7 Republik Indonesia. Kebijakan-kebijakannya beberapa melanjutkan apa yang diwariskan SBY. Juga tidak sedikit hal baru yang diusungnya yang menentukan arah hidup bangsa ini. Bagaimana tindakannya menyikapi permasalahan politik, terutama luar negeri, hitung-hitungan untung rugi dari setiap keputusannya yang sangat menentukan nasib Tanah Air, negara-negara yang dianggap penting olehnya, dalam tulisan ini yang merupakan review dari kuliah umum Politik Luar Negeri Republik Indonesia Kontemporer oleh Dr. Siti Mutia’h Setiawati akan mencoba membahas hal-hal tersebut.
Tiongkok adalah negara pertama yang dikunjungi Jokowi setelah resmi menjadi presiden. Lawatan luar negeri  pertama Jokowi 8 November 2014 lalu itu diantaranya untuk menghadiri acara APEC Economic Leaders Meeting Beijing. Dalam kaitannya dengan hal ini beberapa ahli politik menyatakan orientasi kepentingan seorang presiden kepada negara lain tertentu bisa dilihat dari negara mana yang paling pertama dikunjunginya setelah memimpin. Dengan begitu boleh kita simpulkan bahwa sejak awal sudah ada indikasi Tiongkok sebagai negara yang paling penting bagi presiden Indonesia saaat ini. Selanjutnya bisa ditelusuri lagi dengan meninjau kerjasama-kerjasama setelahnya dengan negara Tirai Bambu ini. Menurut Jokowi hubungan Indonesia dan Tiongkok adalah interaksi kooperatif dan saling menguntungkan. Baginya, dalam konteks pelaksanaan kebijakan luar negeri, hubungan diplomatic dengan Tiongkok sedari awal bermakna sangat penting. Tidak berlebihan apabila masa Jokowi ini dijuluki sebagai masa bulan madu hubungan Indonesia-Tiongkok. Interaksi dan pertukaran bukan hanya terjadi di tingkat elite, melainkan juga di akar rumput. Sektor utama kerjasama Indonesia dan Tiongkok adalah kerja sama maritime. Visi Jokowi menjadikan Indonesia sebagai poros maritime dunia ternyata sejalan dengan rencana pemimpin Tiongkok, Xi Jinping, yang ingin membangun Jalan Sutra Maritim Baru (New Maritime Silk Road). Ide tersebut jelas berpotensi besar untuk disinergikan dengan usaha Indonesia mencapai suatu kedaulatan Maritim.
Sektor kerjasama antarwarga juga menjadi program kerjasama Indonesia-Tiongkok Jokowi. Hal ini mengisyaratkan bahwa hubungan antarwarga kedua negara akan sangat menentukan dinamika hubungan Indonesia-Tiongkok. Interaksi antarwarga yang dimaksud bukanlah dalam arti sempit, arus keluar-masuk wisatawan setiap negara, melainkan seluas-luasnya hingga mencakup beragam kalangan, termasuk akademisi, seniman, budayawan dan kelompok-kelompok agama.

Namun di balik kerjasama-kerjasama Indonesia dan Tiongkok ada tantangan besar bagi Indonesia di bidang ekonomi. Kerjasama yang perlu diwaspadai sebab Tiongkok agresif terhadap sumber daya alam Indonesia. Banyak produk Tiongkok yang masuk ke Indonesia dengan kualitas dan harga rendah. Hal ini dapat menyulitkan pedagang kecil untuk bersaing. Jika tidak ada proteksi lebih lanjut pengusaha pribumi bisa terancam.

Komentar

Most Read

Tokoh Hak Asasi Manusia di Indonesia

The Detente

Konflik Poso