Newest

Transnational Advocacy Network

Transnasionalisme menghadirkan ide baru mengenai berkurangnya peran dari aktor negara. Dalam keadaan ini, transnasionalisme menjadikan hubungan antar negara menjadi lebih cair. Sistem yang mengalami pergeseran ini kemudian memunculkan aktor-aktor non-negara dengan pengaruh yang signifikan. Dalam transnasionalisme, peluang aktor non-negara bisa mempengaruhi kebijakan aktor negara. Bahasan mengenai transnasionalisme atau gerakan transnasional juga tidak sebatas tentang bagaimana sebuah organisasi bergerak. Tetapi juga tentang bagaimana organisasi-organisasi itu berinteraksi di dunia internasional memberikan pengaruhnya. Dalam bahasan ini Margaret E. Keck dan Kathryn Sikkink (1998) mengedepankan sebuah konsep yang dinamakan Transnational Advocacy Networks dimana dijelaskan jenis, pengaruh dan advokasi jaringan transnasional. Jaringan advokasi bagi Margaret dan Kathryn merupakan kata kunci penting di dalam memahami jejaring global. Yang kemudian jaringan advokasi dibagi menjadi cakup

Regionalism



Regionalisme Amerika Latin baru mulai berkembang tahun 1980. Penyebabnya adalah liberalisasi perdagangan. Negara-negara Amerika Latin beralih dari focus di perekonomian negara dan impor ke model perdagangan yang terbuka. Regional Amerika Latin memiliki beberapa organisasi di bidang ekonomi sebagai respon atas globalisasi dan perdagangan bebas negara-negara maju. Organisasi regional Amerika Latin itu di antaranya pertama, Mercosur, organisasi yang didirikan Argentina, Brazil, Paraguay dan Uruguay. Tujuan didirikannya Mercosur ialah untuk memajukan perdamaian dan kestabilan serta menguatkan kerjasama internasioanal. Kedua, Andean Community. Negara yang tergabung adalah Amerika Selatan, Peru, Kolombia, Ekuador dan Bolivia. Bersama Mercosur, Andean menciptakan perdagangan bebas.
Meningkatnya regionalisme baru di Amarika Latin tidak terlepas dari pengaruh pihak eksternal terutama Amerika Serikat. Perubahan politik luar negeri Amerika Serikat menjadi hegomon baik di regional Amerika maupun dalam lingkup global. AS mengubah politik luar negeri tradisional yang dianutnya dan mengadopsi tiga jalur kebijakan politik dan komersial yaitu kombinasi strategis dan pragmatis dari multilaterisme, rergionlaisme dan unilateralisme. Hal inilah yang mendorong masuknya liberalisme ke wilayah Amerika Latin dan menimbulkan kesadaran regional negara-negara di wilayah tersebut. Pengaruh eksternal lainnya muncul dari China. China yang merupakan negara dengan peran besar dalam perekonomian global muncul sebagai saingan bagi organisasi regional di Amerika Latin. Sebagai negara industri, China memiliki pasar yang jauh kompetitif dibandingkan negara-negara Mercosur yang menjual sumber daya alam mineral, minyak dan hasil alam lainnya. Hal ini menyebabkan persainga perdagangan yang cukup sehingga menyebabkan hubungan antara keduanya terganggu. Namun masalah ini bisa diminimalisir dengan keberadaan Amerika Serikat sebagai saingan bagi Mercosur sendiri juga bagi China. Hal ini menyebabkan kerjasama yang saling menguntungkan antara China dengan potensi SDM-nya dan Mercosur dengan hasil alam mineralnya. Untuk mengurangi ketergantungan terhadpa Amerika Serikat maupun negara-negara maju lainnya, China membuat kesepakatan denga Brazil dengan membeli hasil alamnya. China juga membeli suplai tembaga dari Argentina sebagai wujud kerjasama lebih lanjut.
Mercosur sebagai organisasi regional tidak hanya focus pada perekonomian saja namun juga berusaha meningkatkan integrasi nilai dan budaya antar negara anggotanya sehingga menunjukkan nilai positifnya. Sementara itu kondisi internal di Amerika Latin Khususnya Mercosur dalam integrasi ekonomi masih jauh dari sempurna. Masing-masing anggota Mercosur melakukan tindakan perdagangan yang unilateral tanpa mendiskusikan terlebih dulu dengan anggota yang lainya sehingga menimbulkan kekecewaan. Permasalahan lain regionalisme Amerika Latin muncul dari perkembangan perpolitikan Amerika Latin yang akhir-akhir ini menunjukkan kemunculan gerakan nasionalisme yang menolak Amerika Serikat dengan liberalisme dan kapitalismenya, terutama setelah Hugo Chavez terpilih kembali menjadu persiden Venezuela dan Evo Morales sebagai presiden Bolivia kala itu (2006). Gerakan anti kapitalisme ini akan menghambat perekembangan regionalisme Amerika Latin.
Kesuksesan Mercosur dapat dilihat dari pencapaiannya sebagai organisasi ekonomi terbesar nomor empat di dunia. Pencapaian Mercosur tidak terlepas dari peran Argentina dan Brazil yang menyumbang 97,7% dari total GDP Mercosur. Selain itu, Brazil secara konsisten menurunkan jatah perdagangan baik ekspor maupun impor ke negara-negara sekutunya di Mercosur. Di pihak lain Argentina mereduksi ekspornya ke negara-negara Mercosur lainnya sehingga terjadi keseimbangan perdagangan dengan Brazil.

Liberalisasi di kawasan Amerika Latin merupakan pilihan yang rasional di era globalisasi yang memungkinkan negara-negara berkembang di wilayah tersebut meningkatkan perekonomiannya. Negara-negara di Amerika Latin rata-rata merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam minyak dan argikultur namun karena harga yang tinggi menyebabkan tidak kompetitif dalam perdagangan. Maka untuk memfasilitasi perdagangan tersebut, organisasi-organisasi regional dibentuk. 

Komentar

Most Read

Tokoh Hak Asasi Manusia di Indonesia

The Detente

Konflik Poso