Newest

Transnational Advocacy Network

Transnasionalisme menghadirkan ide baru mengenai berkurangnya peran dari aktor negara. Dalam keadaan ini, transnasionalisme menjadikan hubungan antar negara menjadi lebih cair. Sistem yang mengalami pergeseran ini kemudian memunculkan aktor-aktor non-negara dengan pengaruh yang signifikan. Dalam transnasionalisme, peluang aktor non-negara bisa mempengaruhi kebijakan aktor negara. Bahasan mengenai transnasionalisme atau gerakan transnasional juga tidak sebatas tentang bagaimana sebuah organisasi bergerak. Tetapi juga tentang bagaimana organisasi-organisasi itu berinteraksi di dunia internasional memberikan pengaruhnya. Dalam bahasan ini Margaret E. Keck dan Kathryn Sikkink (1998) mengedepankan sebuah konsep yang dinamakan Transnational Advocacy Networks dimana dijelaskan jenis, pengaruh dan advokasi jaringan transnasional. Jaringan advokasi bagi Margaret dan Kathryn merupakan kata kunci penting di dalam memahami jejaring global. Yang kemudian jaringan advokasi dibagi menjadi cakup

“The Special Relationship”




Penulis naskah   : Peter Morgan
Sutradara            : Richard Loncraine
Sinematografi     : Barry Ackroyd
Editing                : Melaine Oliver
Produksi              : Rainmark Film
Tanggal rilis        : 29 Mei (US), 18 September 2010 (UK)

            Film ini menggambarkan kemesraan dua pemimpin besar Amerika dan Inggris. Di dalamnya dibahas kemenangan partai Demokrat yang mengantarkan Bill Clinton dengan perolehan 45% suara mengalahkan Bush yang hanya mendapat 35% suara. Keberhasilah Clinton secara langsung menginspirasi Toni Blare yang kala itu juga statusnya masih calon Perdana Menteri Inggris.
Tony Blare melakukan kunjungan ke Gedung Putih menemui Clinton membahas perdamaian di wilayah Irlandia Utara dan mengenai kerjasama AS-Inggris. Di pertemuannya, Clinton menyatakan bahwa Tony akan menang dan menempati posisi perdana menteri Inggris. Memang benar apa yang dikatakan Clinton, Blare dengan Partai Buruhnya memenangkan pemilihan perdana menteri. Setelah menempati posisi vital di negaranya masing-masing, keduanya merasa inilah waktu yang paling tepat untuk Amerika Serikat dan Inggris melakukan kerjasama. Clinton dalam pidatonya mengatakan bahwa Amerika Serikat sedang duduk berdampingan, memiliki hubungan istimewa dengan sahabatnya Inggris.
Di bagian pertengahan, Clinton terjerumus skandal seks dengan wanita yang bernama Monica Lewinsky. Clinton dan istrinya, Hillary, menganggap skandal tersebut merupakan konspirasi sayap kanan yang ingin menggulingkan blair. Tony Blair juga menyatakan dalam sebuah konferensi pers rekannya tidak mungkin melakukan skandal seperti yang banyak dibicarakan media. Romansa keduanya  begitu terlihat ketika Blair memberi simpatinya kepada Clinton di tengah isu skandalnya.
Film ini juga membeberkan konflik Serbia-Kosovo. Keadaan si Kosovo semakin tidak stabil ketika Milosevic berhasil menguasai pemerintahan di seluruh Yugoslavia. Koflik Kosovo ini memakan banyak korban jiwa terutama sipil. Negara-negara dunia terketuk hatinya untuk ikut andil dalam penyelesaian konflik atas dasar pelanggaran kemanusiaan di sana.
Tony blare memberitahu Clinton tentang kebijakannya akan mengirim pasukan ke Kosovo, tetapi Clinton menghentikan langkah yang ingin diambil Blair dengan alasan korban sipil akan lebih banyak yang berjatuhan. Blair tetap bersikeras melobi Clinton agar rencananya direstui. Clinton mengecam Blair dengan tidak akan membantu upayanya. Blair tidak menggubris larangan kawannya dan tetap akan dengan rencananya, sebagaimana disampaikannya ketika berpidato di Chicago. Hingga akhirnya Blair meraih keberhasilan di Kosovo dan namanya menjadi terpuji di dunia. Hal ini membuat Clinton iri, ia beberapa kali menyindir Blair dengan sentimen. Di sinilah kedekatan keduanya meregang.
Di bagian akhir diceritakan, Clinton di penghunjung pemerintahannya mengunjungi kediaman Blair. Kunjungannya ini dalam rangka perpisahan dengan Blair. Di pertemuannya itu Blair memuji Clinton sebagai kawan sejati dan sekutu inggris yang luar biasa. Akhir film ini adalah naiknya Bush menjadi presiden Amerika Serikat menggantikan Bill Clinton.

ANALISA:
·        Diplomasi
Tony Blair dengan strateginya berhasil menangani konflik di Kosovo. Keberhasilan itu juga tidak terlepas dari kecerdasannya membaca momentum, Ia melakukan dinamika negosiasi terhadap rekannya. Dalam melakukan hubungannya mereka menggunakan personal diplomasi.
·        Negosiasi
Proses negosiasi tidak hanya bisa dilakukan jalur formal, tidak selalu berlangsung ketika berada di meja perundingan. Jalan informal pun bisa dilakukan, seperti Blair bernegosiasi dengan Clinton agar direstui.
·        Latar belakang
Faktor kesamaan latar belakang atau hal lainnya sangat mempengaruhi proses negosiasi. Dalam film ini terlihat betapa baiknya negosiasi yang dilakukan blair kepada Clinton karena keduanya sama-sama berkomunikasi dengan bahasa Inggris (kesamaan bahasa).
·        Decision making
Film ini member gambaran riil tentang bagaimana seorang pemimpin memutuskan suatu hubungan diplomatik.
·        Relasi
Ajakan negosiasi Blair kepada Sinn Fein mengakibatkan tewasnya dua polisi di Iralndia Utara (kegagalan kalkulasi). Bill Clinton membantu Blair dengan berpidato yang membuat proses damai di Irlandia Utara kembali berjalan. Ini membuktikan bahwa Amerika Serikat adalah relasi yang baik untuk Inggris.


Komentar

Most Read

Tokoh Hak Asasi Manusia di Indonesia

The Detente

Konflik Poso