Saat ini terorisme dianggap memiliki karakter ideologis yang berkorelasi dengan agama dan
bersifat lintas negara. Disebabkan oleh sebuah peristiwa (9/11) yang berdampak
pada konstelasi politik internasional dengan kecenderungan eksisnya hegemoni Amerika
Serikat (AS). AS menuntut dukungan dari komunitas internasional untuk bekerja
sama memerangi terorisme. Dalam
menanggapi kebijakan global AS untuk memerangi terorisme pada waktu itu
Indonesia masih menganggap terorisme bukan menjadi ancaman nasional. Gejolak
politik domestik seperti Papua dan Aceh masih dijadikan persoalan krusial
darpada terorisme.
Kemudian rentetan aksi terorisme yang terjadi di Indonesia dan juga
perkembangan siu terorisme di tingkat internasional merubah orientasi kebijakan
anti-terorisme Indonesia. Pada lingkup domestik, komitmen Indonesia terkait terorime dengan
mengeluarkan sejumlah peraturan perundangan dan membentuk kelembagaan baru yang
dirancang sebagai unit antiteroris. Sedang pada lingkup internasional terwujud
dengan berbagai upaya bilateral, regional dan global untuk mengatasi ancaman
ini. hanya saja kerjasama melalui bilateral, regional dan multilateral tidak
terlepas dari kepentingan antar negara yang terlibat. Dalam perkembangannnya
terorisme menjadi bersifat transnasional yang besinggungan dengan norma dasar
hubungan internasional, yaitu kedaulatan nasional. Tentu hal ini menjadi
problem tersendiri bagi pelaksanaan kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas
aktif, yaitu penentuan kebijakan luar negeri yang seimbang diantara tekanan
internasional dan sensitivitas domestik tanpa mengorbankan kepentingan
nasional.
Sementara itu
akar penyebab aksi terorisme saat ini
relative beragam. Dalam satu kondisi kemunculan terorisme dikaitkan dengan
kiprah politik luar negeri suatu negara. Negara-negara yang lebih aktif
terlibat dalam politik internasional lebih mungkin menjadi target terorisme
internasional. Negara demokratis juga lebih mungkin menjadi target teroris
internasional. Maka jika disimpulkan penyebab Indonesia rentan terhadap
serangan terorisme lintas negara mungkin salah satunya bersumber dari kiprah
politik luar negeri Indonesia yang asertif.
Komentar
Posting Komentar