Newest

Transnational Advocacy Network

Transnasionalisme menghadirkan ide baru mengenai berkurangnya peran dari aktor negara. Dalam keadaan ini, transnasionalisme menjadikan hubungan antar negara menjadi lebih cair. Sistem yang mengalami pergeseran ini kemudian memunculkan aktor-aktor non-negara dengan pengaruh yang signifikan. Dalam transnasionalisme, peluang aktor non-negara bisa mempengaruhi kebijakan aktor negara. Bahasan mengenai transnasionalisme atau gerakan transnasional juga tidak sebatas tentang bagaimana sebuah organisasi bergerak. Tetapi juga tentang bagaimana organisasi-organisasi itu berinteraksi di dunia internasional memberikan pengaruhnya. Dalam bahasan ini Margaret E. Keck dan Kathryn Sikkink (1998) mengedepankan sebuah konsep yang dinamakan Transnational Advocacy Networks dimana dijelaskan jenis, pengaruh dan advokasi jaringan transnasional. Jaringan advokasi bagi Margaret dan Kathryn merupakan kata kunci penting di dalam memahami jejaring global. Yang kemudian jaringan advokasi dibagi menjadi cakup

Tentang Republik Korea


Sejarah awal Korea berkisar di sekitar kerajaan kuno Choson yang muncul sekitar 2.300 tahun sebelum masehi. Pada sekitar abad ke dua sebelum masehi, bangsa Cina mendirikan koloni di daerah kerajaan tersebut. Namun lima abad kemudian bangsa Korea mengusir mereka dari wilayah Korea. Sejak itu, muncul sebuah kerajaan, yaitu kerajaan Silla. Kerajaan Silla (668-935) membawa puncak ilmu pengetahuan dan budaya yang besar. Kemudian terjadi kerusuhan dalam negeri pada abad ke 10 hingga jatuhnya dinasti Silla dan digantikan oleh dinasti Koryo. Selama kepemimpinan dinasti Koryo (935-1392), Korea mengalami banyak serbuan, tentara Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan menyerbu Korea menjadi bagian dari kekaisaran Mongol.
Setelah runtuhnya Mongol pada akhir abad ke 14, berbagai golongan bangsawan dan militer berusaha memegang kekuasaan di Korea. Akhirnya seorang jenderal yang bernama Yi Sung-Gy menghilangkan pemerintahan yang korup dan mendirikan dinasti Yin (1392-1910). Kongfuciusme diperkenalkan sebagai agama resmi. Reformasi politik dan social pun dimulai. Ibu kota negara dipindahkan dari Kaesong ke Seoul. Namun Korea masih terancam oleh Cina dan Jepang. Kedua negara tersebut ingin menguasai Korea untuk memperluas wilayah mereka. Setelah serangan yang gagal di Kepang pada tahun 1592-1598, Korea jatuh di bawah kekuasaaan Mancu dari utara. Beberapa abad berikutnya, Korea menutup diri dari pergaulan dunia dan menjadi pertapa.
Pada tahun 1800-an, Rusia, Jepang dan Cina bersaing untuk menguasai Korea. Setelah perang Rusia-Jepang pada tahun 1904-1905, Jepang bergerak ke semenanjung  Korea dan berhasil menguasai pada tahun 1910. Pada tahun 1919, penduduk Korea mengadakan demonstrasi secara damai karena menginginkan kemerdekaan. Akan tetapi, polisi Jepang membubarkannya, dan terjadi pembunuhan dalam aksi tersebut.
Pada tahun 1945, di akhir perang Dunia II, tentara Uni Soviet menduduki bagian utara Korea sedangkan Amerika di bagian selatan. Setelah membuat suatu perjanjian, Korea dibagi sejajar dengan garis lintang 38 derajat. Pada bagian selatan berdirilah Republik Korea, sedangkan di bagian utara Korea  didirikan Republik Demokratik Rakyat Komunis.
Republik Korea atau Korea Selatan berdiri pada tanggal 15 Agustus 1945 dipimpin oleh presiden Syngman Rhee. Pada tanggal 25 Juni 1950, tentara Korea Utara menyerang Korea Selatan dalam upaya menyatukan Korea dibawah kekuasaan komunis. Korea Utara yang memakai persenjataan yang disediakan oleh Uni Soviet menang atas Korea Selatan. Akan tetapi, atas bantuan PBB, Korea Selatan diselamatkan atas kekalahan dan pertempuran pun diakhiri dengan gencatan senjata pada bulan Juli 1953.
Pasca berakhirnya Perang Korea, Korsel dihadapkan oleh masalah baru berupa timbulnya perselisihan antara presiden Korsel Rhee dengan parlemen Korsel karena Rhee ingin berkuasa selama mungkin dengan memanipulasi konstitusi. Hingga akhirnya tahun 1960, Rhee terpaksa meletakkan jabatannya pasca timbulnya kerusuhan berdarah antara polisi dan mahasiswa. Namun kondisi domestic Korsel tidak lantas langsung membalik karena faksi-faksi dalam pemerintahan Korsel kini malah saling sikut karena ingin memanfaatkan posisi lowong yang ditinggalkan Rhee. Ketika situasi politik tidak kunjung membaik yang semakin diperparah dengan maraknya praktik korupsi, sejumlah petinggi militer Korsel yang dipimpin oleh Park Chung Hee lantas nekat melakukan kudeta. Park kemudian naik menjadi presiden baru Korsel.  Di masa sekarang Korsel dikenal sebagai  negara Asia yang paling maju dengan iklim yang demokratis. Namun jika kita menengok beberapa dekade seperti diatas, kondisinya ternyata sama sekali berbeda karena Korsel pada dekade 60-an ini lebih dikenal sebagai negara miskin dan korup dengan kondisi sosial yang tidak stabil.
Masa pemerintahan Park sendiri tidak benar-benar mulus. Karena sebagai akibat dari gaya pemerintahannya yang cenderung otoriter. Sejak dekade 70-an rakyat Korsel turun ke jalan untuk memprotes pemerintahannya. Park lantas merespon aksi protes tersebut dengan cara melakukan penangkapan missal, namun gelombang aksi protes tidak surut. Sebelumnya, pada tahun 1966, Park selamat dari percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh agen rahasia Korut. Keberuntungan Park sayangnya tidak berlanjut setelah pada tahun 1979 ia tewas akibat dibunuh oleh pemimpin KCIA, Kim Jae Kyu. Hal yang ironis, mengingat tujuan Park mendirikan KCIA adalah untuk menjaga kelanggengan rezimnya.
Pasca tewasnya Park, Choe Kyu Ha lalu diangkat menjadi presiden baru Korsel. Setahun kemudian, menyusul timbulnya demonstrasi besar oleh para mahasiswa yang menginginkan demokratisasi penuh negaranya. Choe menerapkan hokum darurat militer, melarang partai-partai politik dan menutup paksa sejumlah universitas yang dituding menjadi basis gerakan mahasiswa pemberontak. Masih di tahun yang sama (1980), Korsel kembali mengalami pergantian kepemimpinan setelah Chun Doo Hwan terpilih menjadi presiden baru Korsel.
Tahun 1981 Chun memperbolehkan partai-partai politik Korsel kembali beroperasi, namun aktivitas publik masih tetap diawasi secara ketat. Chun tetap memegang jabatannya sebagai presiden setelah dirinya memenangkan Pemilu di tahun yang sama. Di bawah Chun Korsel masih tetap melanjutkan tren pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi berskala nasional. Namun seiring berjalannya waktu pamor rezim Chun justru berangsur-angsur menurun akibat terjadinya rentetan skandal yang melibatkan anggota pemerintahannya. Seperti yang terjadi tahun 1982 terjadi skandal keuangan yang melibatkan anggota pemerintahan sehingga Chun harus mengganti separuh anggota kabinetnya.
Ketika rezim Chun memasuki titik terendahnya, Chun lalu mencoba merumuskan konstitusi baru untuk mengembalikan iklim demokrasi di Korsel secara penuh sekaligus menarik kembali simpati rakyat Korsel. Beberapa poin penting dari konstitusi tersebut adalah pemangkasan masa jabatan presiden yang awalnya 7 tahun menjadi 5 tahun dan berubahnya sistem pemilihan presiden dimana kini presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Hasilnya tahun 1987 konstitusi tersebut disahkan setelah masyarakat Korsel menyatakan dukungannya via referendum. Dengan merujuk pada konstitusi baru tersebut, Roh Tae Woo yang berasal dari partai yang sama dengan Chun (Partai Keadilan Demokrasi) terpilih menjadi presiden baru  Korsel pada tahun 1988.
Pasca terpilih, Roh berhasil memperkuat kedudukannya sendiri di pemerintahan setelah ia berhasil membujuk partai-partai rivalnya untuk melebur menjadi satu partai. Sementara untuk hubungan luar negeri, masa Roh dicirikan dengan meningkatnya hubungan Korsel dengan negara-negara Blok Timur. tahun 1989 misalnya, Korsel menjalin hubungan dengan Hungaria, Polandia dan Yugoslavia. lalu memasuku dekade 90-an, giliran Uni Soviet dan Cina yang berhasil dirangkul oleh rezim Roh. Kombinasi dari hal-hal tadi suskes menjaga pamor partai sehingga dalam Pemilu yang digelar tahun 1993, Kim Young Sam rekan satu partai Roh terpilih menjadi presiden baru, sekaligus menjadi presiden pertama Korsel yang memiliki latar belakang militer

Komentar

Most Read

Tokoh Hak Asasi Manusia di Indonesia

The Detente

Konflik Poso