Newest

Transnational Advocacy Network

Transnasionalisme menghadirkan ide baru mengenai berkurangnya peran dari aktor negara. Dalam keadaan ini, transnasionalisme menjadikan hubungan antar negara menjadi lebih cair. Sistem yang mengalami pergeseran ini kemudian memunculkan aktor-aktor non-negara dengan pengaruh yang signifikan. Dalam transnasionalisme, peluang aktor non-negara bisa mempengaruhi kebijakan aktor negara. Bahasan mengenai transnasionalisme atau gerakan transnasional juga tidak sebatas tentang bagaimana sebuah organisasi bergerak. Tetapi juga tentang bagaimana organisasi-organisasi itu berinteraksi di dunia internasional memberikan pengaruhnya. Dalam bahasan ini Margaret E. Keck dan Kathryn Sikkink (1998) mengedepankan sebuah konsep yang dinamakan Transnational Advocacy Networks dimana dijelaskan jenis, pengaruh dan advokasi jaringan transnasional. Jaringan advokasi bagi Margaret dan Kathryn merupakan kata kunci penting di dalam memahami jejaring global. Yang kemudian jaringan advokasi dibagi menjadi cakup

Sistem Politik

                                                                      



Sistem secara sederhana adalah kesatuan dari seperangkat struktur yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam ilmu politik yang dimaksud dengan sistem politik adalah kesatuan dari seperangkat struktur politik yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan negara. Sistem politik digunakan untuk member penjelasan yang bersifat ilmiah terhadap fenomena politik.

Kerangka Sistem Politik menurut David Easton
Pasca Perang Dunia II, ilmuan di setiap bidangnya mulai menaruh perhatian pada usaha membangun suatu ulmu pengetahuan yang sistematis. Seperti ilmuwan politik Charles E. Merriam menulis suatu karya ilmiah mengenai perlunya membangun studi politik yang sistematis. David Easton adalah salah satu yang turut membangun ilmu politik yang sistematis. Easton menggariskan kerangka berpikir dasar untuk mengkaji suatu sistem politik.
a.   Ilmu pengetahuan memerlukan suatu konstruksi yang sistematis untuk mensistematiskan fakta-fakta yang sitemukan.
b.  Para pengkaji kehidupan politik harus memandang sistem politik sebagai keseluruhan, bukan parsial.
c.  Riset sistem politik terdiri atas dua jenis data: data psikologis dan data situasional. Data psikologis terdiri atas karakteristik personal serta motivasi para partisipan politik. Data situasional terdiri atas semua aktivitas yang muncul akibat pengaruh lingkungan. Pengaruh lingkungan ini muncul dari lingkungan fisik (topografi, geografis), lingkungan organis non manusia (flora, fauna), dan lingkungan sosial (rakyat, aksi dan reaksinya)
    
    Easton ingin membangun penjelasan atas sistem politik yang jelas tahapan-tahapannya. Konsep apa saja yang harus dikaji dalam upaya menjelaskan fenomena politik, lembaga apa saja yang memang memiliki kewenangan untuk pengalokasian nilai di tengah masyarakat, merupakan pertanyaan-pertanyaan dasar dari kerangka ini.
  
   Setelah mengajukan perlunya suatu teori politik yang menyeluruh, Easton juga menggariskan perlu diperhatikany mengkaji sistem politik:

a.    Unit-unit batasan –batasan suatu sistem politik
Di dalam kerangka kerja suatu sistem politik, terdapat unit-unit yang satu sama lain saling berkaitan dan saling bekerja sama untuk menggerakkan roda kerja sistem politik. Unit-unit ini adalah lembaga-lembaga yang sifatnya otoritatif untuk menjalankan sistem politik seperti legislative, eksekutif, yudikatif dan partai politik. Unit-unit ini bekerja dalam batasan sistem politik, misalnya cakupan wilayah negara atau hukum, wilayah tugas dan sebagainya.
b.    Input-output
Input merupakan masukan dari masyarakat ke dalam sistem politik, input yang masuk dari masyarakat ke dalam sistem politik berupa tuntutan dan dukungan. Tuntutan secara sederhana dijelaskan sebagai seperangkat  kepentingan  yang belum dialokasikan secara merata oleh sistem politik kepada sekelompok masyarakat yang ada di dalam cakupan sistem politik. Di sisi lain, dukungan merupakan upaya dari masyarakat untuk mendukung keberadaan sistem politik agar terus berjalan. Output adalah hasil kerja sistem politik yang berasal baik dari tuntutan maupun masyarakat. Output terbagi dua yaitu keputusan dan tindakan yang biasanya dilakukan oleh pemerintah. Keputusan adalah pemilihan satu atau beberapa pilihan tindakan sesuai tuntutan atau dukungan yang masuk. Sementara itu, tindakan adalah implementasi konkrit pemerintah atas keputusan yang dibuat.


- Diferensiasi dalam sistem
Sistem yang baik haruslah memiliki diferensiasi (pembedaan) kerja. Di masa modern adalah tidak mungkin satu lembaga dapat menyelesaikan seluruh masalah. Misalkan saja dalam pembuatan undang-undang pemilihan umum saja yang merancang kemudian mengesahkan. DPR, KPU, Lembaga Kepresidenan, partai politik dan masyarakat umum dilibatkan dalam pembuatan undang-undang. Meskipun bertujuan sama yaitu memproduks undang-undang partai politik, lembaga-lembaga tersebut memiliki perbedaan di dalam fungsi pekerjaannya.
Integrasi dalam sistem
Meskipun dikehendaki agar memiliki diferensiasi (pembedaan atau pemisahan), suatu sistem tetap harus memperhatikan aspek integrasi. Integrasi adalah keterpaduan kerja antar unit yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Undang-undang pemilihan umum tidak akan diputuskan serta ditindaklanjuti jika tidak ada kerja yang terintegrasi antara DPR, Kepresidenan, KPU, Partai politik dan elemen masyarakat.

Konsep sistem politik oleh Gabriel A. Almond
Menurut Almond, sistem politik adalah merupakan sistem interaksi yang terjadi dalam masyarakat yang merdeka. Sistem itu menjalankan fungsi  integrasi dan adaptasi. Almond mengunakan pendekatan perbandingan dalam menganalisa jenis sistem politik, yang mana harus melalui tiga tahap.
a.    Tahap mencari informasi tentang subjek. Ahli ilmu politik memiliki perhatian yang focus kepada sistem politik secara keseluruhan, termasuk bagian-bagian (unit-unit), seperti badan legislative, birokrasi, partai dan lembaga-lembaga politik lainnya.
b.   Memilah-milah informasi yang didapat pada tahap satu berdasarkan klasifikasi tertentu. Dengan begitu dapat diketahui perbedaan suatu sistem politik yang satu dengan sistem politik yang lain.
c.   Dengan menganalisa hasil pengklasifikasian itu dapat dilihat keteraturan dan hubungan-hubungan di antara berbagai variabel dalam masing-masing sistem politik.

Menurut Almond ada tiga konsep dalam menganalisa berbagai sistem politik, yaitu sistem, struktur dan fungsi. Sistem dapat diartikan sebagai suatu konsep ekologis yang menunjukkan adanya suatu organisasi yang berinteraksi dengan suatu lingkungan, yang mempengaruhinya maupun dipengaruhinya. Sistem politik merupakan organisasi yang  di dalamnya masyarakat berusaha merumuskan dan mencapai tujuan-tujuan tertentu yang sesuai dengan kepentingan bersama. Dalam sistem politik, terdapat lembaga-lembaga  atau struktur, seperti parlemen, birokrasi, badan peradilan, dan partai politik yang menjalankan fungsi-fungsi tertentu, yang selanjutnya memungkinkan sistem politik tersebut  untuk merumuskan dan melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaannya.
Ciri sistem politik menurut Gabriel Almond adalah:
- Semua sistem politik mempunyai struktur politik
- Semua sistem politik, baik yang modern maupun primitive, menjalankan fungsi yang sama walaupn frekuensinya berbeda yang disebabkan oleh perbedaan struktur. Kemudian sistem politik ini strukturnya dapat diperbandingkan, bagaimana fungsi-fungsi dari sistem-sistem politik itu dijalankan dan bagaimana pula cara melaksanakannya.
- Semua struktur politik mempunyai sifat multi-fungsional, betapapun terspesialisasinya sistem itu.
-Semua sistem politik adalah merupakan sistem campuran apabila dipandang dari pengertian kebudayaan.                             


Komentar

Most Read

Tokoh Hak Asasi Manusia di Indonesia

The Detente

Konflik Poso