Newest

Transnational Advocacy Network

Transnasionalisme menghadirkan ide baru mengenai berkurangnya peran dari aktor negara. Dalam keadaan ini, transnasionalisme menjadikan hubungan antar negara menjadi lebih cair. Sistem yang mengalami pergeseran ini kemudian memunculkan aktor-aktor non-negara dengan pengaruh yang signifikan. Dalam transnasionalisme, peluang aktor non-negara bisa mempengaruhi kebijakan aktor negara. Bahasan mengenai transnasionalisme atau gerakan transnasional juga tidak sebatas tentang bagaimana sebuah organisasi bergerak. Tetapi juga tentang bagaimana organisasi-organisasi itu berinteraksi di dunia internasional memberikan pengaruhnya. Dalam bahasan ini Margaret E. Keck dan Kathryn Sikkink (1998) mengedepankan sebuah konsep yang dinamakan Transnational Advocacy Networks dimana dijelaskan jenis, pengaruh dan advokasi jaringan transnasional. Jaringan advokasi bagi Margaret dan Kathryn merupakan kata kunci penting di dalam memahami jejaring global. Yang kemudian jaringan advokasi dibagi menjadi cakup

Sukses Yang Paripurna





Allah S.W.T sangat pedih siksaNya bagi mereka yang menyalahi aturan. Namun begitu besar karunia dan nikmatNya bagi siapa pun hambaNya yang taat (Harun, 1985 : 11). Dua tempat yang salah satunya manusia akan hidup kembali di sana, Surga dan Neraka. Meski tujuan utama manusia menghuni bumi Allah ini untuk beribadah semata, tetapi orientasinya tidak akan terlepas dari menginginkan taman surga dan takut akan hukuman neraka. Maka hasil akhir dari perjalanan hidupnya adalah  berada di antara beruntung dan merugi. Beruntung di sini, berarti sukses menggapai anugerah surganya Allah. Sang Pencipta mempunyai karakter tertentu bagi hambaNya agar bisa meraih kebahagiaan abadi di Akhirat kelak. kriteria-kriteria itu banyak dijelaskan dalam Al-Quran dan Al-Hadist (Ibid : 12). “ Dia (Allah) berkata : Azabku akan aku timpakan kepada siapa saja yang aku kehendaki, sedang rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka Aku akan tetapkan rahmatKu itu bagi orang-orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami “ (Al-Araf : 156). Di dalam ayat tersebut dijelaskn rahmat Allah yakni berupa nikmat-nikmatNya baik di dunia maupun di akhirat, akan Ia berikan kepada hambaNya yang bertaqwa, berbuat baik terhadap sesame dengan menunaikan zakat dengan didasari rasa yakin akan ayat-ayatNya (Ibid). Namun ada sebuah Hadist yang menyita perhatian, di sana disebutkan bahwa perbuatan semata tidak cukup mengantarkan manusia ke akhirat dengan berbahagia. Hadist tersebut berbunyi, “ Seseorang tidak akan masuk ke dalam surga dengan sebab amalnya semata. Tidak pula engkau wahai rasulullah?. Tidak pula aku, kecuali bila Allah menganugerahi aku dengan rahmatNya”. maka jika teliti kedua rujukan pokok tadi, maka akan tampak jelas bahwa sesuatu yang dimaksud kunci sampai ke surga tempat bersuka cita itu adalah rahmat Allah yang diperoleh dengan sebab maghfiroh (ampunan) sebagi ganjaran atas amal baik (solih) manusia di dunia (Ibid : 10).
            Jelas sekali rentetan hal-hal yang menyebabkan manusia selamat di kehidupan selanjutnya. Tapi Tuhan tidak hanya menyediakan fasilitasNya nanti di akhirat, bagi siapa saja yang mau, Tuhan akan memberikan kesenangan-kesenangan di dunia. Maka manusia berhasil selama perkelanaanya di bumi, pun cemerlang di akhirat sebagai kehidupan yang sesungguhnya. Dunia identik dengan materi. Harta benda yang membuat manusia tenang menjalankan tugas ibadahnya adalah baik. Memang ekonomi selalu menjadi penentu gerak langkah manusia dan semua problematika kehidupannya. Di dalam sebuah keluarga, negara, pemerintahan, pasti saja ekonomi yang menjadi pengaruh paling besar. Tetapi sebelum kita mengurusi bagian-bagian tersebut yang berupa kelompok, maka untuk mendapat kegemilangan ekonomi, kemampuan setiap individu mengelola potensi hartanya adalah hal yang harus diutamakan, karena dari sana lah penentu kedepan an keseluruhannya. FSQ (Financial Spiritual Quotient) adalah konsep bagaimana seseorang bisa mengelola ekonominya dengan baik. Di mana dengan pengelolaan keuangan itu, kita bisa secara efektif menggunakan apa yang kita miliki (Supriyono, 2009 : 53). Tak hanya itu, kita akan mengetahui bagaimana perbedaan menabung dengan investasi yang keduanya sangat penting. FSQ tidak sekedar memberikan kita haluan tentang semua itu, namun juga penyajiaannya secara numeric agar kita terbiasa dengan angka-angk sebagai perhitungan dari setiap keputusan yang kita ambil dalam menggunakan uang kita (Ibid : 3). Dana yang dikeluarkan menjadi pas dan tepat sasaran, jauh dari apa yang dinamakan mubadzir. Tabungan akan senantiasa menyangga ekonomi kita di saat yang tidak terduga (Ibid : 25). Investasi banyak nilai kebaikannya membantu ekonomi orang banyak, di samping investasi juga kegiatan penggenjot pesatnya ekonomi pemiliknya tanpa susah payah. Sehingga visi paripurna dua kehidupan yakni dunia dan akhirat sukses (Ibid : 206).
            Banyak perbedaan keyakinan mengenai kuasa Tuhan terhadap nasib manusia (Mustopa, 2010 : 91). Sedikitnya ada enam kelompok di dalam agama islam yang berbeda pandangan akan hal ini. Kelompok Mu’tazilah misalnya, berpendapat bahwa Allah tidak mempunyai pengaruh terhadap setiap gerak-gerik manusia (Ibid).Jadi apa-apa yang dilakukan manusia adalah kekuatan dari dirinya sendiri. Allah hanya menciptakan qudrat atau kuasa terhadap manusia di awal, dan selanjutya manusia sendiri yang menentukan. Beda lagi dengan aliran Murji’ah, yang menyatakan kuasa Allah 100% menentukan langkah manusia. Maksiat atau berdosanya manusia itu adalah kehendak Allah. Sehingga manusia tidak punya peran usaha dalam menentukan hidupnya. Kelompok ini cenderung statis dan pasrah dengan keadaan. Kita kebanyakan orang Indonesia menganut faham Ahlu as-sunnah waljamaah, yang dalam hal ini berada di tengah-tengah dua kelompok tadi. Yaitu Allah mempunyai hak kuasa terhadap nasib hambaNya tapi memberikan Ikhtiar atau potensi berusaha untuk bisa merubah nasibnya (Ibid : 89). Maka logis sekali bagi kita penganut keyakinan ini untuk selalu berusaha menjadi lebih baik dan tidak berhenti meminta kepada Allah agar menghendakinya. Sukses dunia dan akhirat.

Daftar Pustaka
Al-Rasyid, Haji Harun, Syarah Hikam, Bandung: Risalah Bandung, 1985
Supriyono, Iman, Financial Spiritual Quotient, Surabaya: Lutfansah Mediatama, 2010

Mustopa, Mazhab Ilmu Kalam, Cirebon: Nurjati IAIN-Publisher, 2010

Komentar

Most Read

Tokoh Hak Asasi Manusia di Indonesia

The Detente

Konflik Poso