Newest

Transnational Advocacy Network

Transnasionalisme menghadirkan ide baru mengenai berkurangnya peran dari aktor negara. Dalam keadaan ini, transnasionalisme menjadikan hubungan antar negara menjadi lebih cair. Sistem yang mengalami pergeseran ini kemudian memunculkan aktor-aktor non-negara dengan pengaruh yang signifikan. Dalam transnasionalisme, peluang aktor non-negara bisa mempengaruhi kebijakan aktor negara. Bahasan mengenai transnasionalisme atau gerakan transnasional juga tidak sebatas tentang bagaimana sebuah organisasi bergerak. Tetapi juga tentang bagaimana organisasi-organisasi itu berinteraksi di dunia internasional memberikan pengaruhnya. Dalam bahasan ini Margaret E. Keck dan Kathryn Sikkink (1998) mengedepankan sebuah konsep yang dinamakan Transnational Advocacy Networks dimana dijelaskan jenis, pengaruh dan advokasi jaringan transnasional. Jaringan advokasi bagi Margaret dan Kathryn merupakan kata kunci penting di dalam memahami jejaring global. Yang kemudian jaringan advokasi dibagi menjadi cakup...

Sebuah Catatan



Tulisan ini tidak bermaksud untuk memperkeruh suasana umat yang belakangan semakin begeser ke arah perpecahan. Justru Penulis ingin membeberkan informasi mengenai salahsatu dari sekian banyak penyebab perpecahan di tubuh umat islam bahkan dunia. Sebagai islah atas stereotip publik awam terhadap citra islam dan umat itu sendiri. Ada satu petunjuk yang akan menuntun kita ke titik dimana biang permasalahan berakar. Kemenangan “si licik” atas “si lalay” sebetulnya, jika kita perhatikan fenomena-fenomena yang terjadi sepanjang satu abad ini. Pendekatan histori adalah langkah awal untuk meluruskan suatu kekeliruan dan mengklarifikasi ketidakjelasan yang hasilnya bisa dijadikan hujjah sebuah pendapat. Sejarah bisa mengungkap fakta, sekalipun itu terjadi ratusan tahun yang lalu. Melalui sejarah pula kita akan tahu seperti apa alur kehidupan orang-orang terdahulu. Dengan buah kesimpulannya, satu demi satu pertanyaan-pertanyaan akan terjawab, atau bahkan yang selama ini menjadi rahasia akan terkuak. Mengenai kebenaran sejarah, percayalah Allah akan selalu memberikan petunjuk bagi hambaNya yang peduli kebenaran. Bagai mutiara di atas tumpukan batu koral, di antara kebohongan selalu ada tangan jujur yang menuliskan sejarah. Dari sumber yang tidak diragukan keobjektifikannya semua ini berawal. Dan dari gairah seiman tulisan ini bertolak.
Di era gozwul fikri ini, umat dibingungkan dengan banyaknya aliran yang semuanya mengaku paling benar. Kaum liberalis sekalipun secara tidak langsung mengakui jalannya lebih benar dari yang bukan liberal. Maka hakikatnya kebebebasan yang mereka nyanyikan itu kosong. Kita dengan berbagai usaha mereka, dipaksa untuk menanggalkan keyakinan yang sudah sangat jelas dan pasti berkat kebaikan salaf as shalih. Pemikiran-pemikiran semacam liberal-plural ini sama sekali adalah hal baru dan kita semua tahu sumbernya dari mana. Bukan lahir dari islam. Sebelum semua itu datang keadaan umat baik-baik saja. Umat hidup berdampingan dengan damai. Meski ada beberapa kasus besar seperti Poso, agama muncul ke permukaan sebagai factor penyebabnya, tapi di sana sarat akan permainan politik orang yang bekepentingan. Jadi jelas pemikiran liberal datang tak ayal hanya memperkeruh suasana dan meretakkan tubuh umat-umat beragama, terutama islam. (Bersambung)


                                                                                             

Komentar

Most Read

Tokoh Hak Asasi Manusia di Indonesia

The Detente

Konflik Poso