
Tulisan ini
tidak bermaksud untuk memperkeruh suasana umat yang belakangan semakin begeser
ke arah perpecahan. Justru Penulis ingin membeberkan informasi mengenai
salahsatu dari sekian banyak penyebab perpecahan di tubuh umat islam bahkan
dunia. Sebagai islah atas stereotip publik awam terhadap citra
islam dan umat itu sendiri. Ada satu petunjuk yang akan menuntun kita ke titik
dimana biang permasalahan berakar. Kemenangan “si licik” atas “si lalay” sebetulnya,
jika kita perhatikan fenomena-fenomena yang terjadi sepanjang satu abad ini.
Pendekatan histori adalah langkah awal untuk meluruskan suatu kekeliruan dan
mengklarifikasi ketidakjelasan yang hasilnya bisa dijadikan hujjah
sebuah pendapat. Sejarah bisa mengungkap fakta, sekalipun itu terjadi ratusan
tahun yang lalu. Melalui sejarah pula kita akan tahu seperti apa alur kehidupan
orang-orang terdahulu. Dengan buah kesimpulannya, satu demi satu pertanyaan-pertanyaan
akan terjawab, atau bahkan yang selama ini menjadi rahasia akan terkuak.
Mengenai kebenaran sejarah, percayalah Allah akan selalu memberikan petunjuk
bagi hambaNya yang peduli kebenaran. Bagai mutiara di atas tumpukan batu koral,
di antara kebohongan selalu ada tangan jujur yang menuliskan sejarah. Dari
sumber yang tidak diragukan keobjektifikannya semua ini berawal. Dan dari gairah
seiman tulisan ini bertolak.
Di era gozwul fikri ini, umat dibingungkan dengan banyaknya aliran yang semuanya
mengaku paling benar. Kaum liberalis sekalipun secara tidak langsung mengakui
jalannya lebih benar dari yang bukan liberal. Maka hakikatnya kebebebasan yang
mereka nyanyikan itu kosong. Kita dengan berbagai usaha mereka, dipaksa untuk
menanggalkan keyakinan yang sudah sangat jelas dan pasti berkat kebaikan salaf
as shalih. Pemikiran-pemikiran semacam liberal-plural ini sama sekali
adalah hal baru dan kita semua tahu sumbernya dari mana. Bukan lahir dari
islam. Sebelum semua itu datang keadaan umat baik-baik saja. Umat hidup
berdampingan dengan damai. Meski ada beberapa kasus besar seperti Poso, agama
muncul ke permukaan sebagai factor penyebabnya, tapi di sana sarat akan
permainan politik orang yang bekepentingan. Jadi jelas pemikiran liberal datang
tak ayal hanya memperkeruh suasana dan meretakkan tubuh umat-umat beragama,
terutama islam. (Bersambung)
Komentar
Posting Komentar